Menarik. akhir-akhir ini banyak sekali teman yang suka bertanya macam-macam tentang bagaimana hubungan indonesia dan malaysia baik itu sekedar pertanyaan pembuka iseng di YM atau pertanyaan serius, tergantung tingkat kekesalan mereka masing-masing. tapi yang pasti, mereka semua kesal. Sudah jelas bahwa claim mengklaim pasti menjadi topik utama obrolan kami. "kenapa tari itu di claim ko?", "malaysia ga punya budaya ya ko?", "cepet pulang ke indonesia sebelum lo di claim ko!". akh repost sekali pertanyaan-pertanyaan seperti itu. tapi jujur saya senang, ternyata masih banyak teman yang peduli terhadap negara dan terlihat juga bahwa kita masih bisa bersatu ketika kewibaan negara terusik. di tulisan ini saya hanya mencoba merespon dengan sederhana pertanyaan teman-teman. teman yang sama seperti saya, yang ingin indonesia maju, kokoh dan disegani. mungkin respon ini tidak sejalan dengan pemikiran teman sekalian, saya juga adalah tamatan strata 1 sama seperti kebanyakan kalian, jadi mari kita jadikan ini ajang diskusi.
Semenjak kuliah saya senang memecahkan masalah dengan hubungan sebab-akibat, terus bertanya "kenapa" dalam menganalisa masalah. menurut saya metode seperti itu bisa menjelaskan sebuah masalah hingga ke akar-akarnya. analoginya seperti ketika merasakan sakit perut. Saya akan bertanya, kenapa bisa sakit perut? oh itu gara-gara saya suka makan pedas. kenapa saya suka makan pedas? itu karena dari kecil saya suka sambal. pertanyaan saya berhenti sampai dsini karena menurut saya tidak ada gunanya menyalahkan masa lalu. dari analisa masalah tersebut terlihat bahwa apabila saya mengurangi makan pedas saya bisa terhindar dari sakit perut. bisa juga saya mencari kayu putih, namun apabila kebiasaan makan pedas itu tidak dikurangi maka saya harus rela sakit perut, mencret atau bahkan usus buntu. Saya juga ikut bertanya ketika orang bertanya kenapa budaya kita bisa pindah ke negara lain. saya baca artikel yang berkaitan dan saya menemukan bahwa sebetulnya budaya tersebut datang dari sekelompok orang indonesia yang rindu berbudaya di negara orang. lalu saya bertanya lagi kenapa orang indonesia itu bisa datang ke malaysia? oh mungkin mereka ingin mencari sedikit makanan karena susah bagi mereka untuk mencari makanan di negara sendiri. bahkan ada anekdot bahwa di indonesia cari makan dengan cara haram saja susah. susah memang masalah perut, klo perut lapar, yang haram pun bisa dihalalkan. lalu saya bertanya lagi kemana perginya makanan mereka padahal saya tau bahwa sumber daya alam indonesia melimpah ruah? oh ini gara-gara rezeki mereka habis dirampas oleh koruptor yang entah kenapa masih bebas berkeliaran dengan toyota camry terbarunya. bukan rahasia lagi bahwa indonesia ialah negara terkorup di dunia. saya bertanya lagi kenapa banyak koruptor di indonesia? opini saya mengatakan bahwa ini karena hasil didikan orde baru. analisis saya hanya sampai disini karena percuma menyalahkan masa lalu. kecuali kalau teman-teman punya jawaban lain mengenai pertanyaan kenapa banyak koruptor di indonesia.
Dari penjelasan masalah di atas jelas bahwa akar dari masalah ini ialah para koruptor tamak walaupun saya juga menyesalkan tindakan pemerintah malaysia yang asal main claim saja. tapi seperti sakit perut tadi, kalau kita bisa menekan jumlah koruptor kemungkinan orang migrasi ke negara orang jadi kecil dan kmungkinan budaya kita pindah juga menjadi mustahil. klo kita hanya menyalahkan pemerintah malaysia saja tanpa ikut membenahi diri, maka mungkin kebudayaan dan wilayah kita bisa habis diborong oleh malaysia, singapura, atau timor-timor sana. ingat teman! tanah yang dipakai orang singapura berpijak sekarang ini adalah tanah sumatera. mungkin nanti batam juga bisa dibeli cash oleh singapura. Yang saya kagumi namun saya sesalkan adalah bagaimana rakyat indonesia menyikapi masalah ini. kagum karena persatuan negara jelas terlihat ketika kesatuan NKRI terusik. namun prihatin juga karena rakyat sedikit-sedikit ingin perang! perang adalah lose-lose solution. tidak ada yang diuntungkan dengan adanya perang, yang jelas sekali adalah akan banyak korban jatuh di kedua belah pihak. tidak akan adanya lagi kerjasama antara dua negara. siapa yang akan memberi pekerjaan terhadap jutaan TKI yang pulang? apakah negara siap untuk itu? kalau belum maka hanya akan terjadi urbanisasi besar-besaran yang ujung-ujungnya ialah meningkatnya tingkat kriminalitas di kota besar. klo ada yang bersedia memberikan lapangan pekerjaan bagi jutaan TKI tersebut kasitau saya. saya yakin para TKI itu akan pulang dengan senang hati, karena sebetulnya situasilah yang memaksa mereka untuk memilih bekerja dsini. selain itu, biaya untuk perang juga sangat besar. apakah kalian rela gaji kalian dipotong oleh pajak perang? ok apabila gaji kalian sudah besar. tapi apa nasib orang yang bergaji kecil namun tetap dipotong juga padahal dia harus menghidupi 5 orang anaknya? apa negara mau membantunya? alangkah baiknya bila biaya perang yang besar itu dialokasikan menjadi sekolah-sekolah di daerah, atau sebuah permukiman layak bagi korban lapindo. SBY itu bukan penakut, tapi beliau mungkin sadar kalau perang itu hanya akan memperkeruh keadaan. coba teman berikan satu contoh saja keuntungan dari perang?klo hanya sekedar membuat jera, apakah itu worth it? kenapa tidak semangat perang yang besar itu kita jadikan semangat memberantas korupsi? sebagai tambahan. tourism malaysia yang kalian benci setengah mati itu sukses mendatangkan jutaan turis ke malaysia. tahukah kalian siapa wisatawan terbanyak di visit malaysia? yup..orang indonesia yang menelan ludah sendiri demi mendapatkan sepatu vinci dengan harga murah. ironis bukan? saya juga aneh dengan simpati publik yang berlebihan tentang kasus manohara! sampai ada sinetron yang mengadopsi ceritanya! oh..
for godsake people! dia itu sudah kaya, sudah sejahtera, sudah cukup makan! siksaan yang dia alami tidak sebanding dengan TKI di malaysia atau di timur tengah sana. ada anak kecil yang sudah 8tahun ditinggal ibunya kerja di arab, anak itu tidak tahu apakah ibunya masih hidup atau tidak, tapi apa tindakan pemerintah?
nothing! orang kecil memang tidak ada harganya di mata pemerintah. media juga tidak mau mengangkat berita seperti ini karena dianggap tidak menjual(
Just like their motto: Good News is Bad News), dan publik pun tidak akan tertarik dengan berita seperti ini. and
FYI, dari pandangan saya sebetulnya dari 5 TKI dsini. 1 disiksa, 2 hidup cukup, dan 2 lagi sukses besar! tapi anehnya media tidak menganggap TKI yg sukses itu sebagai berita yang menarik. publik indonesia terus menerus disuapi drama, disusun sedemikian rupa sehingga merangsang publik untuk membenci.
i strongly recommend u not to believe totally in media. use ur sense lil bit. kebanyakan TKI juga mengaku lebih takut kepada imigrasi indonesia daripada imigrasi malaysia. di imigrasi malaysia jelas, apabila bersalah mereka dihukum, tapi klo benar mereka mendapatkan pelayanan sebagaimana mestinya. di indonesia, pihak imigrasi entah kenapa hanya memandang sebelah mata kepada para pahlawan devisa itu. mau benar atau salah ujung-ujungnya diperas juga. tragis bukan? berkoar kita meneriakan kesalahan orang lain, tapi borok sendiri masih segar bernanah.
jangan kalian tanya tentang nasionalisme. saya hanya mahasiswa tamatan strata 1 yang ingin indonesia maju, kokoh dan disegani lebih dari apapun. mari bersatu bakar koruptor!!
They all great peoples..if u know them well..ur gonna love em..:)